Antara Semangat Perjuangan Bambu Runcing dan Era Digitalisasi Teknologi Saat Ini
Kasatnews.id, Batu Bara – Mengenang sejarah senjata khas bambu runcing dikala bangsa Indonesia dalam keadaan tertindas di masa penjajahan menjadi representasi budaya dan nilai sejarah dikalangan masyarakat seluruh Indonesia.
Bambu runcing adalah salah satu alat yang digunakan sebagai senjata dari ketiadaan dan kekurangan peralatan perang yang tersedia saat itu, sementara perjuangan masih harus terus dilanjutkan.
Bambu runcing mulai dikembangkan sebagai alat untuk membunuh semasa Jepang melancarkan invasi (Penjajahan) di Indonesia, dan alat itu juga sebagai alat perang masyarakat Jepang yang dikenal dengan sebutan Takeyari.
Sebagai alat perang masyarakat Jepang menggunakan bambu runcing untuk menghadang pasukan tentara payung musuh yang diterjunkan dari udara. Tentara Jepang juga melatih setiap laki-laki dan perempuan bagaimana cara menggunakan Takeyari, yang kalau digunakan biasanya dibarengi teriakan keras dan pekik kemarahan.
Sedangkan di Indonesia berbagai versi cerita sejarah bambu runcing, salah satu dari seorang ulama besar di Parakan, Temanggung yang pada masa revolusi kemerdekaan dijuluki sebagai Kyai Bambu Runcing. Julukan itu muncul karena ianya menciptakan sejenis bambu runcing yang disepuh doa untuk nantinya digunakan para pejuang republik di medan laga.
Dia adalah K. H. Subchi atau Nama lahir Mohamad Benjing, Nama setelah berumah tangga R Somowardojo, Nama setelah Haji Subchi/ Subki/ Subeki, Lahir 31 Desember 1858 – 6 April 1959 yang merupakan seorang tokoh pejuang kemerdekaan dan penggagas senjata Bambu Runcing.
Semasa penjajahan, bisa dibilang kalau kekuatan para pejuang Indonesia dulu sangat kalah telak dengan para Belanda ataupun Jepang. Namun semangat para pejuang tidak pernah gentar dalam merebut kemerdekaan kembali dengan senjata seadanya.
Salah satu senjata yang paling ampuh itu adalah bambu runcing. Dan senjata asli pejuang Indonesia membuat para penjajah ketar-ketir dengan cara gerilya maupun secara frontal maju mengahadapi musuh dengan semangat juang yang tinggi.
” Bambu Runcing Si Pembunuh Dalam Keheningan, Sebagai Simbol Patriotisme Menegakkan Kedaulatan Bangsa.”
Untuk mengingat kembali perjuangan kemerdekaan Indonesia yang terdahulu, bahwa tak sedikit pemerintah kota yang turut membangun monumen Bambu runcing di sudut-sudut kotanya. Seperti di Surabaya, yang dikenal dengan Kota Pahlawan, berdiri kokoh Monumen Bambu Runcing yang ada di Jalan Panglima Sudirman.
ERA DIGITALISASI TEKNOLOGI :
Dengan semangat perjuangan para leluhur, Kita tidak harus berleha-leha, perlu jawaban kontekstual guna melanjutkan misi-visi para pejuang di dalam tantangan Era Globalisasi Digitalisasi Teknologi saat ini
Dari beberapa aspek pengaruh Negatif dan Positif di Era Digitalisasi Teknologi terhadap kemajuan Ilmu tentang Pengetahuan Teknologi di bidang Ekonomi, Budaya dan Pembangunan perlu disikapi secara konseptual berbangsa dan bernegara, Sehingga penilaian dari hasil perjuangan para leluhur yang telah menghabiskan harta, benda, darah dan air mata bahkan nyawa agar tidak sia-sia.
Dengan munculnya produk dari luar Negeri terkait dampak terhadap Ekonomi, Budaya dan Pembangunan yang di tentukan oleh mekanisme pasar dan tergerus nya budaya dan pola membangun kearifan lokal perlu di sikapi para pemimpin yang berkuasa saat ini.
Sadar atau tidak sadar kita hari ini dihadapkan oleh dampak yang menguras perhatian kita dari kemajuan jaman di Era Digitalisasi Teknologi Informasi Komputer (TIK), seperti alam nya anak kehilangan kemampuan berbaur dengan masyarakat terutama dalam bertutur dan cenderung nyaman dengan kehidupan dunia online.
Sementara kejahatan pelanggaran hak cipta, Kejahatan internet (Cybercrime) Penyebaran virus komputer (Hoax) serta tayangan yang mudah di dapati anak – anak melalui media sosial seperti Pornografi, perjudian, penipuan serta tontonan tayangan kekerasan. Dan hal itu menjadi peradaban baru yang dapat merusak sendi-sendi berbangsa, bernegara dan Agama.
Sedangkan dari sisi dampak Positif terhadap perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kemudahan untuk mencari dan mendapat informasi lewat akses internet dengan memanfaatkan ruang media digitalisasi untuk memudahkan setiap pekerjaan, Digitalisasi Teknologi memberi kemudahan untuk mendapatkan layanan tertentu lewat jarak jauh, seperti berbelanja online, pesan tiket pesawat dan kereta/Mobil online, mengurus pajak online, mendapatkan dokumen surat secara online, sehingga manfaat Era Digitalisasi Teknologi dapat menghemat waktu dan bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun kita berada.
Namun pesan tertuang dalam konteks perjuangan para leluhur untuk mengisi kemerdekaan tidak harus membuang tradisi budaya lama (Kearifan lokal).
“Jadilah Tuan Di Negeri Sendiri”
*Berita dimuat berdasarkan kisah sejarah yang di lansir dari beberapa informasi Media Tanah Air*
Penulis : Khairil Aswat