Dari Danau Siombak, Sabri Ajaran Makna Kerja Keras
Sabri, pria 79 tahun asal Lingkungan 7 Paya Pasir, Marelan, setiap hari terlihat di Danau Siombak Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Marelan Kota Medan, Sumatera Utara. Dengan sampan kecil, ia mengayuh perlahan mencari botot untuk dijual.
Sudah dua puluh tahun lebih Sabri menekuni pekerjaan ini. Ia memungut barang bekas seperti botol plastik dan kaleng dari air danau. “Kerja begini udah saya jalani lama, nggak terasa,” ujarnya.
Dalam sehari, Sabri mampu mengumpulkan 20 hingga 30 kilogram botot. Semua ia bawa pulang ke rumah untuk dijual ke pengepul.
Harga jual botot tidak menentu, antara Rp1.000 sampai Rp4.000 per kilogram. Namun, Sabri tidak pernah mengeluh. “Yang penting masih bisa cari makan,” katanya.
Ia memanfaatkan hasil kerjanya untuk menghidupi istri, dua anak, dan dua cucunya. Mereka tinggal di rumah sederhana tak jauh dari danau.
Sabri sudah menekuni pekerjaan ini hampir dua puluh tahun. Dengan sabar, ia mengumpulkan botol, plastik, dan kaleng bekas dari danau yang bersebelahan dengan Posko TMMD 126 Kodim 0201/Medan.
“Kadang saya kumpulin dulu seminggu biar sekalian dijual,” ujarnya. Dengan cara itu, hasilnya bisa mencapai Rp200 ribu sekali jual.
Sabri bekerja tanpa pamrih dan tanpa lelah. Setiap pagi ia sudah berada di danau, sementara banyak orang seusianya beristirahat di rumah.
Warga yang mengenalnya menyebut Sabri sebagai sosok yang gigih dan rendah hati. Ia jarang mengeluh dan selalu tersenyum pada siapa pun yang menyapa.
“Kalau saya sehat, saya kerja. Kalau nggak kerja, malah sakit,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Sabri membuktikan bahwa kerja keras dan keikhlasan adalah kunci kebahagiaan, bahkan di usia senja.