

G20 ACWG Bahas Partisipasi Publik dan Program Pendidikan Antikorupsi
Kasatnews.id , Jakarta – Pertemuan hari kedua G20 Anti-Corruption Working Group (ACWG) dalam Presidensi Indonesia telah terlaksana pada hari Selasa (29/3), pada pukul 16.00 s.d 21.00 WIB. Pertemuan ini diantaranya membahas isu partisipasi masyarakat dan program pendidikan antikorupsi.
Pada isu ini Presidensi Indonesia akan merangkum berbagai praktik baik dari anggota G20, untuk selanjutnya dibagi dan dapat diadopsi oleh negara-negara dalam upaya pemberantasan korupsi melalui dukungan partisipasi masyarakat dan program pendidikan antikorupsi.
Diskusi pada isu ini menghadirkan narasumber dari Indonesia, Argentina, Perancis, dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Narasumber dari Indonesia, Dian Novianthi, Direktur Pendidikan dan Pelatihan Antikorupsi KPK, menyampaikan bahwa pendidikan secara konsisten terbukti berdampak positif pada partisipasi publik untuk berperan aktif dalam pemberantasan Korupsi.
“Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat berkontribusi pada efektivitas upaya antikorupsi yang lebih besar. Seperti pemberdayaan masyarakat dengan informasi yang memadai untuk ikut mengawasi layanan publik, di mana korupsi pada sektor ini menimbulkan biaya sosial yang tinggi,” kata Dian.
Dian menjelaskan bahwa selain pelibatan masyarakat dengan pemanfaatan teknologi informasi, penguatan sistem dan kurikulum pendidikan yang berorientasi pada nilai integritas dan pemberdayaan pemuda juga penting. Sehingga masyarakat bisa berkontribusi dalam upaya antikorupsi secara efektif.
Apabila kumpulan praktik baik atau compendium dari negara-negara anggota G20 tentang partisipasi publik dan program pendidikan antikorupsi ini berhasil diselesaikan dalam Presidensi Indonesia, maka akan menjadi catatan penting dalam sejarah pertemuan G20 ACWG. Dimana compendium ini juga akan bermanfaat bagi negara-negara di luar anggota G20.
Sebagai pengayaan antikorupsi global, pertemuan kedua ini juga mengundang beberapa organisasi internasional untuk menyampaikan upaya-upaya pemberantansan Korupsi terkini yang mereka lakukan. Organisasi tersebut diantaranya UNODC, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), International Monetary Fund (IMF), World Bank, Financial Action Task Force (FATF), dan Interpol.
Lulua Asaad, Crime Prevention and Criminal Justice Officer at UNODC, berbagi kisah inspiratif dari kelompok masyarakat The Grace Initiative, Global Resource for Anti-Corruption Education and Youth Empowerment.
Lulua memaparkan, The Grace Initiative secara aktif bekerja sama dengan berbagai institusi formal dalam upaya peningkatan kapasitas lembaga pendidikan dasar, menengah, dan tinggi untuk mengajarkan nilai antikorupsi, integritas, dan etika. Mereka juga mendorong peran pemuda sebagai agen perubahan dalam pencegahan korupsi melalui inovasi, teknologi, dan kewirausahaan sosial dengan mengusung misi untuk menciptakan budaya antikorupsi di kalangan anak-anak dan remaja, melalui transformasi pendidikan dan kemitraan.
Para perwakilan organisasi internasional juga menyampaikan dukungannya atas hasil-hasil dari pertemuan G20 ACWG.
Selanjutnya, pada hari ketiga G20 ACWG, Rabu (30/3), pertemuan akan membahas isu pemberantasan korupsi pada sektor energi terbarukan, serta kerangka regulasi dan supervisi peran profesi hukum pada pencucian uang hasil korupsi.
(As)