Terobosan UMKM, Pemkab Batu Bara Studi Tiru Pengolahan Pengrajin Kulit Buaya di Yogyakarta
Kasatnews.id , Yogyakartaa – Untuk meningkatkan Penghasilan Tambahan dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Batu Bara, dalam hal ini Pemkab Batu Bara melakukan audiensi dengan Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kulit, Karet dan Plastik (BBSPJIKKP) di Yogyakarta, Jumat (24/06).
Audiensi yang dihadiri oleh Bupati Batu Bara Ir. H. Zahir, M.AP, melalui Wakil Bupati Batu Bara Oky Iqbal Frima, S.E yang didampingi Sekretaris Daerah H. Sakti Alam Siregar, S.H, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Arif Hanafiah, S.STP, disambut baik oleh Kepala BBSPJIKKP Ir. Agus Kuntoro, MTA.
Kunjungan ini dalam hal pencarian informasi dan ilmu atau pemahaman serta study tiru terkait pengelolaan produk UMKM yang berasal dari kulit buaya.
Kabupaten Batu Bara memiliki salah satu potensi lokal yaitu penangkaran buaya yang berada di Desa Simpang Gambus, Kecamatan Lima Puluh. Pemkab akan memaksimalkan potensi tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
Hal ini dalam rangka mendukung program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, maka Pemkab Batu Bara berupaya mendorong pengembangan salah satu potensi lokal yaitu pengolahan kulit buaya oleh para pelaku UMKM di Kabupaten Batu Bara.
Melalui audiensi ini Pemkab Batu Bara berharap tidak ada kendala terkait legalitas pengolahan kulit buaya. Kemudian diharapkanĀ masyarakat di wilayah penangkaran buaya Desa Simpang Gambus dapat memiliki UMKM yang mampu mengolah dan memasarkan produk kulit buaya seperti dompet, ikat pinggang, dan lain sebagainya.
Untuk menjadikan masyarakat Kabupaten Batu Bara sebagai masyarakat industry yang sejahtera, mandiri dan berbudaya, maka Pemkab Batu Bara melalui Dinas Koperasi dan UKM berkomitmen untuk mendukung pelaku UMKM dan para perajin.
Langkah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu upaya agar tumbuhnya Industri pengolahan kulit buaya dari hulu hingga akhir di Kabupaten Batu Bara, mengingat kulit buaya pada saat ini telah menjadi trend fashion dunia. Serta industri KUKM merupakan industri yang paling kuat bertahan baik dalam kondisi pandemi serta ketidak stabilan perekonomian dunia.
(Kas)